Berita

Berita

Suku Cadang MRT Jakarta Dijamin

12 April 2019

JAKARTA, KOMPAS - Sebagai moda baru dengan sistem yang baru pula, BUMD PT MRT Jakarta belum sendirian menangani perawatan dan pemeliharaan kereta moda raya terpadu (MRT). Nippon Sharyo sebagai produsen kereta akan ikut serta dalam penyediaan kebutuhan MRT Jakarta. Kereta ini memiliki jalur khusus dan juga sistem khusus.

 

Muhammad Effendi, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, pada Kamis (11/4/2019), menjelaskan, PT MRT Jakarta masih mendapat garansi 2 tahun dari Nippon Sharyo. Sesuai kontrak, seluruh suku cadang bagi 96 unit kereta MRT Jakarta bakal disuplai oleh Nippon Sharyo. Setelah itu baru MRT Jakarta mesti membeli suku cadang.

 

Staf ahli dari pabrikan MRT juga turut mendampingi perawatan kereta ini. Selain itu, ratusan teknisi ahli MRT Jakarta diharapkan bisa belajar dan menyerap cara-cara menghadapi kereta berteknologi tinggi itu. Pada awal persiapan operasi, para teknisi MRT Jakarta dikirim ke Jepang untuk mempelajari penanganan kereta-kereta ini.

 

Sama seperti perawatan KRL yang dikelola oleh PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI), Divisi Pemeliharaan MRT Jakarta juga memiliki kaledaer perawatan berkala harian, tiga harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan pemeriksaan besar saban 4 tahun. Kereta yang baru dan pemeliharaan ini diharapkan menekan gangguan perjalanan dalam sistem MRT Jakarta.

 

Tahan 30 Tahun

Dalam paket pekerjaan MRT Jakarta, pengadaaan 96 kereta masuk dalam paket kontrak (CP) 108 senilai total 1,2 triliun. Apabila dirata-rata, 1 unit kereta baru ini seharga 12,5 miliar rupiah. Hirotuki Idei, General Manager Internasional Project Department Toyokawa Plant, Nippon Sharyo LTD, mengatakan, sebagai kereta dalam kota, kereta MRT Jakarta terbuat dari bahan stainless. Dengan cuaca Jakarta yang lembap dan panas, kereta berbahan baja itu mampu bertahan hingga 30 tahun apabila diikuti dengan pemeliharaan yang baik.

 

Harga kereta baru untuk MRT Jakarta memang jauh lebih mahal ketimbang harga kereta bekas yang biasa dipakai untuk KRL Commuterline. Sama-sama dari Jepang, haraga 1 unit KRL bekas itu sekitar 1 miliar rupiah.

 

Direktur Teknik Pemeliharaan KCI John Robertho Tuman, pada rabu lalu mengatakan usia kereta saat dibeli dari Jepang sudah di atas 25 tahun. “Di sana kereta usia 25 tahun sudah pensiun. Nah, kereta itu yang kami beli. Saat ini KRL produksi tahun 1985 dan 1993 masih beroperasi di Indonesia,” ujarnya.

Operator KRL juga kesulitan mendapatkan suku cadang lantaran pabrik di Jepang sudah tidak memproduksi suku cadang untuk KRL seri lama di Indonesia.

Kerja sama dengan Tokyo Metro dan JR East selaku produsen KRL yang masih dipakai KRL Jabodetabek juga dilakukan.

Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, beberapa kali gangguan KRL terjadi akibat kompenen elektrik kereta yang sudah tua. John mengatakan, saat ini ada 968 unit atau total 99 rangkaian KRL yang menjadi tanggung jawab KCI.

 

 

Artikel ini sudah tayang di surat kabar Harian Kompas edisi Jumat, 12 April 2019, halaman 21.



Berita Lainnya